Ternyata Tape atau Tapai yang kita makan sehari-hari baik Tape Ketan
atau Tape Singkong mengandung Alkohol yang cukup tinggi. Dari hasil
penelitian dan studi, menunjukkan angka kadar alkohol v/v yang cukup
fantastik, bisa mencapai 10%.
Padahal Tape merupakan makanan tradisional dan khas masyarakat Asia
Tenggara dan dikonsumsi oleh semua golongan, usia, dan jenis kelamin.
Berikut ini sedikit informasi tentang Tape yang harus kita ketahui :
Tapai
Tapai (sering dieja sebagai tape) adalah salah satu makanan tradisional
Indonesia yang dihasilkan dari proses peragian (fermentasi) bahan pangan
berkarbohidrat, seperti singkong dan ketan.[1] Tapai bisa dibuat dari
singkong (ubi kayu) dan hasilnya dinamakan tapai singkong[1]. Bila
dibuat dari ketan hitam maupun ketan putih, hasilnya disebut "tapai
pulut" atau "tapai ketan".[1] Dalam proses fermentasi tapai, digunakan
beberapa jenis mikroorganisme seperti Saccharomyces cerevisiae, Rhizopus
oryzae, Endomycopsis burtonii, Mucor sp., Candida utilis,
Saccharomycopsis fibuligera, Pediococcus sp., dan lain-lain.[1]. Tapai
hasil fermentasi dari S. cerevisiae umumnya berbentuk semi-cair, berasa
manis keasaman, mengandung alkohol, dan memiliki tekstur
lengket[1] Umumnya, tapai diproduksi oleh industri kecil dan menengah
sebagai kudapan atau hidangan pencuci mulut[1].
Pembuatan tapai
Tapai ketan dari Kuningan yang dibungkus daun jambu air.
Dalam pembuatan tapai ketan, beras ketan perlu dimasak dan dikukus
terlebih dahulu sebelum dibubuhi ragi[2]. Campuran tersebut ditutup
dengan daun dan diinkubasi pada suhu 25-30 °C selama 2-4 hari sehingga menghasilkan alkohol dan teksturnya lebih lembut[2].
Untuk membuat tapai singkong, kulit singkong harus dibuang terlebih
dahulu[1]. Singkong dicuci lalu dikukus dan ditempatkan pada keranjang
bambu yang dilapisi daun pisang[1]. Ragi disebar pada singkong dan
lapisan daun pisang yang digunakan sebagai alas dan penutup[1].
Keranjang tersebut kemudian diperam pada suhu 28 – 30 °C selama 2 – 3
hari[1].
Istilah tapai di berbagai daerah
Sebagian besar tapai yang ada di Indonesia dibuat dari fermentasi beras
ketan (Oryza sativa glutinosa) atau singkong (Manihot esculenta).
Masyarakat Jawa Barat lebih mengenal tapai singkong dengan sebutan
peuyeum, sedangkan masyarakat Jawa Timur lebih sering menyebutnya tape
puhung.[2] Tapai juga dikenal di kawasan Asia, terutama Asia Tenggara.
Makanan ini memiliki nama lokal yang berbeda–beda di setiap negara;
contohnya tapai pulut (Malaysia), basi binubran (Filipina), chao
(Kamboja), lao-chao atau chiu niang (Cina), dan khao-mak (Thailand).[1]
Produk olahan tapai
Selain dapat dikonsumsi secara langsung, tapai dapat dijadikan olahan
lain atau dicampur dengan makanan dan minuman lainnya. Contohnya: tapai
pulut untuk campuran cendol dan es campur, atau dapat juga diolah
kembali menjadi wajik dan dodol. Sedangkan tapai singkong selain bisa
dijadikan campuran cendol, es campur atau es doger, dapat pula diolah
menjadi makanan gorengan rondo royal (tapai goreng), colenak, dll. Tape
juga nikmat disantap bersama tetel (istilah jawa untuk ulenan ketan
putih) atau di Sunda biasa disebut ulen.
Follow
Sabtu, Desember 22, 2012
Ternyata Tape Mengandung Alkohol Tinggi
Tags
# Informasi
About Unknown
Kami melayani berbagai jenis desain mulai tahun 2013 hingga sekarang, kini pelanggan kami dari dalam kota, luar kota, luar pulau, hingga mancanegara. karena bagi kami kualitas yang menjadi prioritas utama di usaha ini. Semoga anda dapat bekerja sama dan sukses bersama dalam menjalakan usaha.
Informasi
Tag ;
Informasi